4/20/14

Kamus Arab-Indonesia Al-Munawir

Kamus Al-Munawwir merupakan sebuah kamus bahasa Arab-Indonesia yang merupakan kamus bahasa Arab terlengkap, paling tebal dan legendaris di Indonesia. Kamus ini telah banyak digunakan oleh para penuntut ilmu (thullabul Ilmi) untuk mengetahui arti kosakata Arab ke dalam bahasa Indonesia juga sebagai acuan pada bendahara kosakata terjemahan kitab kuning. Kamus ini termasuk kategori best seller, karena telah dicetak berulangkali dan dicetak sekitar 10 ribu-15 ribu eksemplar pertahun. Untuk melengkapinya kamus ini kemudian diikuti edisi Indonesia-Arab-nya.

Kamus setebal 1634 halaman ini disusun oleh KH. Ahmad Warson Munawwir (w. 2013 M), pengasuh pondok pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. Kamus ini merupakan di antara peninggalan keilmuan KH Ahmad Warson yang juga murid dari KH Ali Maksum pengasuh awal Ponpes Krapyak setelah ditinggal pendirinya KH M Moenawir pada bulan Juli 1942. Sejak kecil KH Ahmad Warson dididik oleh KH Ali Maksum, dan di antara beberapa muridnya, KH Ahmad Warson memiliki kelebihan tentang perbendaharaan bahasa, sehingga dia didorong gurunya untuk mewujudkan kamus ini. Berkat dorongan dari Kyai Bisri Mustofa dari Rembang, karya kamus pun akhirnya selesai

Melihat besarnya minat dari para pelajar, penyusun mengikutinya dengan menerbitkan edisi Indonesia-Arab. Kali ini dia dibantu Muhammad Fairuz dan ditashih KH. Zainal Abidin Munawwir. Seperti kamus pendahulunya masing-masing kata dalam kamus ini dimulai dari kata dasarnya kemudian diurai dengan beberapa contoh terjemahannya dalam bahasa Arab.

Sekarang sobat bisa men-download yang versi arab-indo. Kamus ini berformat djvu dan sudah ana sertakan djvu readernya di dalam file zip nya. Silahkan download ebooknya dibawah ini


Kamus Arab-Indonesia Al-Munawir

(New Upload) Kitab Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari (Jilid 1-8)

Tidak diragukan lagi bahwa kitab Shahihul Bukhari merupakan kitab hadits yang paling otentik di muka bumi ini. Penulisnya , Imam al Bukhari, hanya mencantumkan hadits hadits shahih di dalamnya dengan syarat syarat periwayatan (transmisi) yang begitu ketat. Bahkan, untuk memantapkan pilihannya beliau tidak segan segan untuk shalat istikharah dua rakaat setiap akan mencantumkan haditsnya di kitabnya itu sebagi bukti keseriusan dan pertanggung jawaban beliau di hadapan Allah SWT. Maka sangatlah wajar apabila kitab ini dinobatkan sebagai kitab yang kandungannya paling otentik setelah kitab suci al Quran. Dan, pantaslah kiranya setiap usaha untuk melemahkan kitab ini selalu terbantahkan.

Ribuan hadits terkandung di dalamnya, beberapa di antaranya sangat sulit bagi orang awam untuk memahami maknanya, lebih lebih menyelaminya. Padahal, dari awal sampai akhir, kitab ini menyuguhkan banyak sekali pelajaran dan faedah yang sangat berguna bagi kehidupan seorang muslim dan umat manusia secara keseluruhan.

Nah,bagaimana kiranya jika buku sekaliber Shahiihul Bukhari ini dijabarkan lafadznya, kalimatnya, dan maknanya? Tentunya akan lebih analitik, lebih mudah dipahami, dan manfaatnya pun lebih meluas ke banyak orang.

Ibnu Hajar Asqalani, seorang ulama hadits bergerlar al Hafidz (773-852 H) yang terkenal ahli dalam bidang periwayatan, telah mengukuhkan semua itu dalam sebuah kitab yang ditulisnya dengan judul Fat-hul Baari Syarhu Shahiihil Bukhari. Kitab ini merupakan magnum opus beliau dalam bidang hadits yang paling tersohor. Kredibilitas dan kapabilitas beliau dalam mengulas dan menganalisis satu per satu hadis dari kitab Shahiihul Nukhari sangat tuntas, lengkap, dan memukau sehingga tidak menyisakan ruang bagi orang lain untuk memberikan komentarnya. Pantaslah jika buku ini digelari dengan Laa Hijrata Ba’dal Fath yang artinya tidak perlu menengok ke kitab lain jika telah ada Fat-hul Baari. 

Sekarang, Alhamdulillah, kitab yang disebutkan itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, dan sobat situbas dapat mengunduhnya dengan gratis jilid I-VIII. semoga bermanfaat :)


Jilid I (Google Drive)

Jilid II (Google Drive)

Jilid III (Google Drive)


Jilid IV (Google Drive)

Jilid V (Google Drive)

Jilid VI (Google Drive)



Jilid VII (Google Drive)

Jilid VIII (Google Drive)

Untuk membuka file DJVU pake ini DJVU Viewer

4/13/14

Download Terjemah Buku Bagaimana Memahami Hadits Nabi SAW (Yusuf Qaradhawi)


Peresensi       : Randi Swandaru
Judul Buku    : Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW
Penulis           : Dr. Yusuf Qardhawi
Penerjemah   : Muhammad Al-Baqii
Tebal             : 200 halaman
Penerbit         : Karisma

Penulisan buku ini dilatarbelakangi oleh tugas yang dibebankan kepada  Dr. Yusuf Qardhawi oleh Lembaga Internasional untuk Pemikiran Islam dan Akademi Kerjaan untuk Pengkajian Kebudayaan Islam. Kedua lembaga tersebut menghendaki adanya sebuah literatur yang dapat memberi panduan tentang cara berinteraksi dengan As-Sunnah An-Nabawiyyah. Hal ini dinilai amat penting dilakukan karena sunah merupakan sumber kedua setelah Al Quran dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam buku ini dijelaskan tentang prinsip-prinsip dasar dalam berinteraksi dengan sunah baik kedudukan kita sebagai ahli fiqih atau juru dakwah. Kemudian dijelaskan tentang karakteristik dan berbagai aturan umum yang esensial untuk memahami sunah dengan benar

Pada bagian pertama buku ini dijelaskan tentang kedudukan sunah sebagai penafsiran Al Quran dalam praktik atau penerapan ajaran Islam secara faktual dan ideal. Sehingga ajaran Islam menjadi benar-benar terlihat sebagai manhaj yang komprehensif, seimbang,dan memudahkan dalam praktik kehidupan sehari-hari. Konsekuensi dari beberapa hal tersebut di atas maka menjadi suatu kewajiban bagi setiap muslim untuk memahami manhaj Nabawi yang terinci ini. Menyadari pentingnya kedudukan sunah dalam Islam, pada bagian pertama ini juga dijelaskan hal-hal yang harus dihindari, seperti penyimpangan kaum ekstrem, manipulasi orang-orang sesat, dan penafsiran orang-orang jahil

Kemudian pada bagian kedua buku ini dijelaskan kedudukan sunah sebagai sumber fiqh dan dakwah. Dalam kaitannya antara sunah dan Al Quran, Al-Auza’iy pernah menyatakan bahwa Al Quran lebih membutuhkan sunah dari pada sunah membutuhkan Al Quran. Namun, Imam Ahmad tidak berani berpendapat seperti itu. Menurutnya sunah menjelaskan kandungan Al Quran. Sunah di satu sisi memang menjelaskan apa yang ada di dalam Al Quran, tetapi di sisi lain sunah hanya menjelaskan apa yang terkandung dalam Al Quran, ia hanya berputar pada orbit Al Quran, tidak keluar darinya.

Karena kedudukan hadis sebagai sumber hukum Islam yang kedua maka para fuqaha harus memahami ilmu hadis sebagaimana para ahli hadis harus mempelajari ilmu fiqih. Karena pentingnya mempertautkan antara hadis dan fiqih, Sufyan bin ‘Uyainah mengatakan jika kekuasaan ada ditangannya maka ia akan mencambuk dengan pelepah kurma setiap ahli hadis yang tidak mempelajari fiqih dan setiap ahli fiqih yang tidak mempelajari hadis.

Pada bagian akhir buku ini dijelaskan beberapa petunjuk tentang cara memahami As Sunnah An Nabawiyah dengan baik. Beberapa dari petunjuk tersebut antara lain : memahami As Sunah sesuai petunjuk Al Quran, menggabungkan hadis-hadis yang terjalin dalam tema sama, membedakan fakta dan metafora dalam memahami hadis, membedakan antara yang gaib dan yang nyata, serta memastikan makna kata-kata dalam hadis.

Secara umum buku ini sudah baik memberikan panduan cara berinteraksi dan memahami hadis nabi. Penulis menunjukkan berbagai argumen yang dikuatkan dengan berbagai hadis dan ayat Al Quran. Kemudian penulis mampu mengolah perbedaan pendapat di antara para ulama dan menunjukkan jalan yang ‘tengah-tengah’. Namun di sisi lain penulis masih menggunakan beberapa kata yang tidak umum atau dikenali masyarakat awam. Kemudian penggunaan huruf gundul yang menyulitkan pembaca pemula. Terlepas dari segala kelemahan dan kekurangannya, buku ini amat cocok bagi setiap orang yang ingin memulai memahami hadis dan berinteraksi dengannya.

Berikut sobat situbas dapat men-download terjemahnya: Bagaimana Memahami Hadits Nabi SAW (Yusuf Qaradhawi)