Peresensi : Randi Swandaru
Judul Buku : Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW
Penulis : Dr. Yusuf Qardhawi
Penerjemah : Muhammad Al-Baqii
Tebal : 200 halaman
Penerbit : Karisma
Penulisan buku ini dilatarbelakangi oleh tugas yang dibebankan
kepada Dr. Yusuf Qardhawi oleh Lembaga Internasional untuk Pemikiran
Islam dan Akademi Kerjaan untuk Pengkajian Kebudayaan Islam. Kedua
lembaga tersebut menghendaki adanya sebuah literatur yang dapat memberi
panduan tentang cara berinteraksi dengan As-Sunnah An-Nabawiyyah. Hal
ini dinilai amat penting dilakukan karena sunah merupakan sumber kedua
setelah Al Quran dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam buku ini
dijelaskan tentang prinsip-prinsip dasar dalam berinteraksi dengan sunah
baik kedudukan kita sebagai ahli fiqih atau juru dakwah. Kemudian
dijelaskan tentang karakteristik dan berbagai aturan umum yang esensial
untuk memahami sunah dengan benar
Pada bagian pertama buku ini dijelaskan tentang kedudukan sunah
sebagai penafsiran Al Quran dalam praktik atau penerapan ajaran Islam
secara faktual dan ideal. Sehingga ajaran Islam menjadi benar-benar
terlihat sebagai manhaj yang komprehensif, seimbang,dan memudahkan dalam
praktik kehidupan sehari-hari. Konsekuensi dari beberapa hal tersebut
di atas maka menjadi suatu kewajiban bagi setiap muslim untuk memahami
manhaj Nabawi yang terinci ini. Menyadari pentingnya kedudukan sunah
dalam Islam, pada bagian pertama ini juga dijelaskan hal-hal yang harus
dihindari, seperti penyimpangan kaum ekstrem, manipulasi orang-orang
sesat, dan penafsiran orang-orang jahil
Kemudian pada bagian kedua buku ini dijelaskan kedudukan sunah
sebagai sumber fiqh dan dakwah. Dalam kaitannya antara sunah dan Al
Quran, Al-Auza’iy pernah menyatakan bahwa Al Quran lebih membutuhkan
sunah dari pada sunah membutuhkan Al Quran. Namun, Imam Ahmad tidak
berani berpendapat seperti itu. Menurutnya sunah menjelaskan kandungan
Al Quran. Sunah di satu sisi memang menjelaskan apa yang ada di dalam Al
Quran, tetapi di sisi lain sunah hanya menjelaskan apa yang terkandung
dalam Al Quran, ia hanya berputar pada orbit Al Quran, tidak keluar
darinya.
Karena kedudukan hadis sebagai sumber hukum Islam yang kedua maka para fuqaha harus memahami ilmu hadis sebagaimana para ahli hadis harus mempelajari ilmu fiqih.
Karena pentingnya mempertautkan antara hadis dan fiqih, Sufyan bin
‘Uyainah mengatakan jika kekuasaan ada ditangannya maka ia akan
mencambuk dengan pelepah kurma setiap ahli hadis yang tidak mempelajari fiqih dan setiap ahli fiqih yang tidak mempelajari hadis.
Pada bagian akhir buku ini dijelaskan beberapa petunjuk tentang cara
memahami As Sunnah An Nabawiyah dengan baik. Beberapa dari petunjuk
tersebut antara lain : memahami As Sunah sesuai petunjuk Al Quran,
menggabungkan hadis-hadis yang terjalin dalam tema sama, membedakan
fakta dan metafora dalam memahami hadis, membedakan antara yang gaib dan
yang nyata, serta memastikan makna kata-kata dalam hadis.
Secara umum buku ini sudah baik memberikan panduan cara berinteraksi
dan memahami hadis nabi. Penulis menunjukkan berbagai argumen yang
dikuatkan dengan berbagai hadis dan ayat Al Quran. Kemudian penulis
mampu mengolah perbedaan pendapat di antara para ulama dan menunjukkan
jalan yang ‘tengah-tengah’. Namun di sisi lain penulis masih menggunakan
beberapa kata yang tidak umum atau dikenali masyarakat awam. Kemudian
penggunaan huruf gundul yang menyulitkan pembaca pemula. Terlepas dari
segala kelemahan dan kekurangannya, buku ini amat cocok bagi setiap
orang yang ingin memulai memahami hadis dan berinteraksi dengannya.